Posts

Mengenal 5 penghulu pendiri Tarekat juga wali quthub pada zamannya

Abdul Qadir Jaelani Abdul Qadir Jaelani atau Abd al-Qadir al-Gilani[1][2] (bahasa Kurdi: Evdilqadirê Geylanî, bahasa Persia: عبد القادر گیلانی, bahasa Urdu: عبد القادر آملی گیلانی Abdolqāder Gilāni) (470–561 H) (1077–1166 M). Merapakan Pendiri Tarekat Qodiriyah Ada dua riwayat sehubungan dengan tanggal kelahiran al-Ghauts al_A'zham Syekh Abdul Qodir al-Jilani Amoli. Riwayat pertama yaitu bahwa ia lahir pada 1 Ramadhan 470 H. Riwayat kedua menyatakan Ia lahir pada 2 Ramadhan 470 H. Tampaknya riwayat kedua lebih dipercaya oleh ulama.[8] Silsilah Syekh Abdul Qodir bersumber dari Khalifah Sayyid Ali al-Murtadha, melalui ayahnya sepanjang 14 generasi dan melaui ibunya sepanjang 12 generasi. Syekh Sayyid Abdurrahman Jami memberikan komentar mengenai asal usul al-Ghauts al-A'zham sebagi berikut: "Ia adalah seorang Sultan yang agung, yang dikenal sebagial-Ghauts al-A'zham. Ia mendapat gelar sayyid dari silsilah kedua orang tuanya, Hasani dari sang ayah dan Husaini dari san...

Syarat yang mutlak harus dimiliki seorang wali yang mursyid

Syarat lainya yang mutlak harus dimiliki seorang wali yang mursyid adalah mereka berpegang teguh pada Qu’ran dan Hadist tidak pernah meninggalkan syariah dan sunnah. Karena tak ada tariqah tanpa syariah, karena seumpama syariah adalah penerang untuk menjalani jalan tariqah agar tak tersesat dan menuju hakikat. Imam Malik, Imam Mazhab Maliki mengatakan Syariat tanpa tasawuf adalah zindik, dan tasawuf tanpa syariat adalah sesat. >Dan salah satu ciri para wali biasanya mereka tersembunyi, meskipun begitu mereka sangat terkenal diantara para kekasih Allah. >Selama bermursyid dengan seorang yang wali anda akan menganggap kematian adalah sebuah anugerah dan hadiah dari Allah, tapi jika anda semakin takut mati maka carilah mursyid yang lain. >Seorang yang wali dapat mengetahui dan menyembuhkan penyakit fisik dan jiwa muridnya. >Bila mendengarkan ceramah dari Mursyid tasawuf yang Wali Allah, maka ia akan mendapatkan ilmu sekaligus Hikmah. Hikmah didapatkan dari mendengarkan langsun...

Hujjah merupakan senjata para nabi dan pasukan para rasul

Hujjah adalah raja yang besar dan sultan yang perkasa. Hujjah merupakan senjata para nabi dan pasukan para rasul, “Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata.” (Al-Hadid [57]: 25) Hujjah dapat menguasai akal  dan merenggut nyawa. Dengan hujjah pertahanan-pertahanan hati dapat ditundukkan, benteng-benteng jiwa dapat dikuasai, dan dengan hujjah hati manusia dapat dikendalikan. Hujjah membuat orang yang sombong menjadi tunduk kepadanya, orang yang diktator menjadi menyerah di hadapannya, dan orang yang ingkar menjadi mengakui. Hujjah memberi kepuasan terhadap jiwa dengan kebenaran berita dan membuat hati ridha dengan kesahihan pandangan. Tandanya adalah cahaya kebenaran dan petunjuknya adalah kekuatan pengaruhnya. Hujjah merupakan harta kekayaan saat dibutuhkan, “ Katakanlah, ‘Apakah kamu mempunyai pengetahuan yang dapat kamu kemukakan kepada kami ?’” (Al-An’am [6]: 148) Dan sebagai perbekalan yang dikonsumsi saat dalam perjalana...

Tasawuf bisa menjadi sumber akan nilai-nilai spiritualitas

Di era modern seperti saat ini, manusia seringkali terbius akan godaan-godaan dunia dan acapkali abai akan kehidupan akhirat dan Tuhan semesta alam. Hedonisme, konsumerisme, dan materialisme adalah deretan ‘penyakit dunia’ yang menggerogoti nilai-nilai spiritualitas manusia. Sehingga manusia hanya mementingkan sesuatu yang tampak lahiriah saja. Batiniahnya terkikis. Kesadaran akan nilai-nilai spiritualitas berada pada titik nadir –bahkan minus. Tak hanya itu. Terorisme dan radikalisme atas nama agama juga terus bertransformasi. Mereka berdalih melakukan itu karena membela dan ingin menegakkan Islam secara kaffah. Biasanya, mereka berpedoman kepada ‘fikih saja’ yang menilai segala sesuatunya hitam-putih, halal-haram, dan cenderung hanya dua sisi. Tasawuf bisa menjadi sumber akan nilai-nilai spiritualitas seseorang yang terkikis habis itu. Tasawuf membekali seseorang bahwa segala sesuatunya harus dilakukan hanya karena dan untuk Allah saja. Bukan yang lain. Dengan bertasawuf, hati se...

Kopi dan para penganut Syadziliyah

Masal tanaman kopi dari Abyssinia, suatu daerah di Afrika yang saat ini mencakup wilayah negara Etiopia dan Eritrea. Kopi menjadi komoditas komersial setelah dibawa oleh para pedagang Arab ke Yaman Dari bahasa Arab istilah “qahwa” diadaptasi ke dalam bahasa lainnya seperti seperti bahasa Turki “kahve”, bahasa Belanda “koffie”, bahasa Perancis “café”, bahasa Italia “caffè”, bahasa Inggris “coffee”, bahasa Cina “kia-fey”, bahasa Jepang “kehi”, dan bahasa melayu “kawa”. Pada faktanya hampir semua istilah untuk kopi di berbagai bahasa memiliki kesamaan bunyi dengan istilah Arab. Legenda dan mitos Seorang pria Arab bernama Khalid sedang menggembalakan kambing di wilayah Kaffa, selatan Ethiopia. Dia memperhatikan kambingnya menjadi terlihat lebih bergairah dan bersemangat setelah memakan buahbuahan kecil, seperti beri yang berwarna gelap. Diawali seorang syekh dari tarekat Sya dziliyah yang memperkenalkan minum kopi di Ethiopia. Tidak jelas siapa tokoh itu, namun diyakini beliau adalah Abul ...

Alhikam: Maqom Tarjid atau asbab

Al-Hikam Pasal 2: Syahwat dan Himmah إِرَ ادَ تُــكَ الـتَّجْرِ يْدَ مَـعَ إِقَامَـةِ اللَّهِ إِ يَّـاكَ فيِ اْلأَسْبَابِ مِنَ الشَّـهْـوَ ةِ الْخَفِـيـَّةِ. وَ إِرَادَ تُـكَ اْلأَسْبَابَ مَعَ إِقَامَةِ اللَّهِ إِ يَّـاكَ فيِ الـتَّجْرِ يْدِ اِنحِطَاطٌ مِنَ الْهِمَّةِ الْعَـلِـيـَّةِ "Keinginanmu untuk tajrid (hanya beribadat saja tanpa berusaha untuk dunia), sementara Allah masih menegakkan engkau di dalam asbab (golongan orang-orang yang harus berusaha), merupakan syahwah  yang tersamar (halus). Dan keinginanmu kepada asbab , pada saat Allah sudah menegakkan engkau dalam tajrid , merupakan suatu kejatuhan dari himmah yang tinggi." Syarah Dalam pasal ini, Ibnu Atha’illah menggunakan beberapa istilah baku dalam khazanah sufi, yang harus dipahami terlebih dahulu agar mendapatkan pemahaman yang utuh. Istilah-istilah itu adalah: tajrid , asbab , syahwat  dan himmah . Tajrid secara bahasa memiliki arti: penanggalan, pelepasan, atau pemurnian. Se...

Benarkah Tarekat Hanya Amalan para Wali?

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya bersyukur dapat berdialog karena dapat mengobati kerinduan saya sebagai pengamal tarekat Junaidi al-Bagdadi. Di daerah saya ada penceramah yang mengatakan, shalat, puasa, zikir, shalawat dan lain-lain adalah tarekat atau jalan mendekat kepada Allah. Seolah kita tidak perlu mengambil salah satu tarekat yang muktabarah seperti yang kita kenal. Benarkah demikian? Beberapa penceramah pernah juga mengatakan, kita sebenarnya cukup belajar ilmu fikih. Karena amalan tarekat atau ilmu tasawuf adalah amalan wali. Sedangkan kita orang awam, bukan wali. Karena itu kami memohon petunjuk. Lalu apa hukumnya bertarekat? Apa beda antara tarekat yang berbaiat dan amalan yang diambil dari kitab atau buku tanpa baiat? Apakah boleh mengamalkan tarekat lebih dari satu? Atas jawaban, kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh. Saleh Jawaban oleh: Habis Lutfi bin Yahya Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Semoga An...